Selasa, 19 April 2011

Menjadi Guru Anak Berkebutuhan Khusus, Luar Biasa

Menjadi guru pendamping anak berkebutuhan khusus, bagi Dani (nama bukan sebenarnya) (26) merupakan hal paling luar biasa dalam hidupnya. Guru yang mengajar di SD Swasta sejak tahun 2008 akhir itu merupakan lulusan Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta jurusan Bimbingan Konseling.

Dani, panggilan akrabnya mengatakan bahwa murid-murid yang diajarnya merupakan anak-anak yang memiliki keterbatasan baik dalam hal fisik maupun mental. Namun hal itu tidak membuat wanita kelahiran Januari di Yogyakarta tersebut menjadi minder, malu dan takut.

Dengan bermodal keyakinan yang kuat, Dani berkeinginan untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya. Salah satunya adalah Anto (bukan nama sebenarnya), siswa yang duduk dikelas satu itu merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK) sebabnya memiliki kekurangan dalam hal daya motorik.

setiap harinya, dari senin sampai jumat Dani mengajar di sekolah swasta yang terletak di daerah condongcatur tersebut. Dia berangkat dari rumahnya sekitar jam 06.30 WIB, dengan menggunakan motor 150cc, Dani berangkat menuju tempat kerjanya.

Wanita yang tiap harinya menggunakan jilbab itu ternyata memiliki kiat tersendiri dalam hal mengajar anak berkebutuhan khusus, walaupun bukan lulusan Pendidikan Luar Biasa, wanita yang akan menikah di tahun 2011 itu selalu belajar dalam hal pendampingan belajar untuk ABK. Bahkan, setiap ada kesempatan Dani menggunakan fasilitas dari sekolah seperti internet, workshop, seminar, pelatihan dan perpustakaan untuk mengembangkan metode mengajarnya untuk ABK.

setiap menghadapi ABK, wanita yang memiliki bobot 54 kg itu mengatakan untuk menjadi guru pendamping ABK harus memiliki 4 sikap yang harus dimiliki. 4 sikap tersebut merupakan hasil pembelajaran Dani ketika menjadi guru pendamping ABK. berdasarkan pengalamannya, 4 sikap tersebut antara lain tegas, konsisten, kreatif dan sabar.

Menurut Dani tegas itu bukanlah bersikap galak jika mengajar, tetapi lebih menekankan terhadap pemahaman, caranya melakukan penekanan nada ketika menasehati si anak. Misalnya diwaktu si murid meminjam barang milik temannya dengan tanpa ijin ataupun merebut, dia memberitahu murid tidak menggunakan kalimat "Bayu, benda itu bukan milikmu, kamu harus minta ijin dulu untuk meminjamnya,"bersamaan dengan itu Dani menyentuh lengan atau tangan sambil melakukan kontak mata terhadap anak agar anak memperhatikan guru ketika dinasehati. Selain itu posisi tinggi guru harus sejajar dengan tinggi anak.

Untuk perilaku konsisten, Dani menyiasati dengan cara mengingatkan secara berulang-ulang, tujuannya agar anak selalu mengingat dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Contohnya ketika anak buang air, si anak selalu diingatkan untuk menyiram dengan air yang banyak tujuannya agar tidak menimbulkan bau pesing dan menjaga kesehatan ABK.

Jika menjadi Guru ABK, menurut Dani setiap guru harus memiliki materi yang berbeda dengan materi anak pada umumnya tujuannya untuk menarik minat belajar dari anak ABK itu sendiri. Karena memang pada umumnya murid ABK memiliki tingkat konsenstrasi belajar yang berbeda. Dani mengatakan murid ABK menyukai materi pelajaran apabila menggunakan metode permainan dan melakukan hal yang murid ABK sukai, supaya ketika materi pelajaran disampaikan bisa diserap secara langsung melalui metode yang dilakukan Dani tersebut.

Dani mengatakan, hal terakhir yang wajib dimiliki setiap guru ABK adalah sikap dan sifat sabar, karena untuk menghadapi tingkah laku murid ABK yang terkadang membuat jengkel, gemas dan marah. Dengan mengelola sikap dan sifat sabar, maka tingkah laku dari murid ABK akan teratasi dengan mudah, sebab dengan sabar pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

1 komentar: